Peran Masyarakat dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan di Jambi

By: admin

Provinsi Jambi dikenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mulai dari hutan tropis, sungai besar seperti Batanghari, hingga lahan pertanian yang subur. Namun, di balik keindahan tersebut, Jambi menghadapi tantangan lingkungan yang semakin serius. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi tahun 2025, volume sampah di wilayah perkotaan mencapai lebih dari 720 ton per hari, sementara tingkat pengelolaan baru sekitar 63 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa tanpa keterlibatan masyarakat, upaya pelestarian lingkungan akan berjalan lambat dan tidak berkelanjutan.

Dalam konteks ini, masyarakat berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Partisipasi aktif warga tidak hanya memperkuat program pemerintah, tetapi juga menumbuhkan budaya peduli lingkungan yang menjadi pondasi pembangunan hijau di Jambi.

Bentuk Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan

Peran Masyarakat Menjaga Kelestarian Lingkungan Jambi
Peran Masyarakat Menjaga Kelestarian Lingkungan Jambi

Kesadaran lingkungan tumbuh seiring meningkatnya pemahaman masyarakat tentang dampak kerusakan alam. Berikut bentuk nyata kontribusi masyarakat Jambi dalam mendukung pengelolaan lingkungan.

1. Partisipasi dalam Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

Sampah menjadi persoalan utama di banyak wilayah perkotaan Jambi. Masyarakat mulai bergerak melalui inisiatif seperti bank sampah, program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), serta edukasi pengelolaan sampah rumah tangga. Salah satu contoh nyata adalah Bank Sampah Induk Kota Jambi yang dibina oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi dan berhasil mengurangi timbunan sampah hingga 25 persen setiap bulannya.

Kegiatan ini tidak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi bagi warga. Beberapa kelompok ibu rumah tangga bahkan memanfaatkan limbah plastik menjadi produk kreatif seperti tas atau pot tanaman.

2. Kegiatan Reboisasi dan Pelestarian Hutan

Kegiatan penghijauan menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian ekosistem di Jambi. Dinas Lingkungan Hidup bersama masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat secara rutin mengadakan program penanaman pohon di wilayah Merangin, Kerinci, dan Sarolangun. Ribuan bibit pohon ditanam untuk memulihkan lahan kritis yang rusak akibat kebakaran atau pembukaan lahan.

Selain itu, masyarakat adat turut berperan aktif menjaga hutan adat agar tidak dieksploitasi. Kearifan lokal mereka dalam mengelola hutan menjadi contoh nyata bahwa pelestarian alam dapat berjalan harmonis dengan kehidupan sosial.

3. Pengawasan terhadap Pencemaran Sungai dan Lingkungan

Sungai Batanghari, sebagai sungai terpanjang di Sumatera, menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Jambi. Namun, meningkatnya limbah rumah tangga dan aktivitas industri menurunkan kualitas air sungai. Untuk mengatasi hal ini, berbagai komunitas lokal menginisiasi gerakan bersih sungai dengan dukungan dari DLH Sleman.

Program ini tidak hanya membersihkan sungai, tetapi juga memberikan edukasi kepada warga sekitar agar tidak membuang limbah ke aliran air. Beberapa kelompok masyarakat bahkan turut melakukan pemantauan kualitas air melalui kegiatan Citizen Science, membantu pemerintah dalam pendataan lapangan.

4. Pengembangan Ekowisata Berbasis Komunitas

Selain konservasi, masyarakat Jambi juga berinovasi dengan mengembangkan ekowisata berbasis komunitas. Di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, warga lokal bersama Dinas Lingkungan Hidup mengelola wisata konservasi yang memperkenalkan keindahan alam sekaligus menjaga ekosistem. Pengunjung diajak untuk memahami pentingnya menjaga hutan dan keanekaragaman hayati.

Ekowisata semacam ini memberi manfaat ganda: meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian alam. Model pengelolaan ini dapat menjadi inspirasi daerah lain dalam mengembangkan ekonomi hijau berkelanjutan.

5. Edukasi dan Sosialisasi Lingkungan di Sekolah dan Komunitas

Program edukasi lingkungan menjadi salah satu strategi efektif dalam membangun kesadaran jangka panjang. Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi secara aktif mendukung program Adiwiyata di sekolah-sekolah untuk menanamkan nilai cinta lingkungan sejak dini. Guru dan siswa bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang hijau, bersih, dan nyaman.

Selain itu, berbagai komunitas pemuda, karang taruna, dan kelompok masyarakat rutin mengadakan kegiatan sosial seperti gotong royong, pelatihan pengelolaan sampah, dan kampanye peduli lingkungan. Kegiatan ini memperkuat kolaborasi antarwarga dalam menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka.

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan

Upaya menjaga kelestarian lingkungan di Jambi tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup menggandeng masyarakat, akademisi, dan sektor swasta dalam berbagai program kolaboratif. Program seperti Gerakan Jambi Bersih, Kemitraan Konservasi Hutan, dan Green Campus menjadi bukti nyata sinergi lintas sektor dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

Kolaborasi juga diwujudkan melalui kemitraan dengan perusahaan melalui program tanggung jawab sosial (CSR). Perusahaan di sektor perkebunan dan energi didorong untuk mendukung kegiatan reboisasi dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Pendekatan kolaboratif ini menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian alam.

Tantangan dalam Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

Meski kesadaran masyarakat semakin meningkat, berbagai hambatan masih dihadapi dalam pengelolaan lingkungan di Jambi.

1. Rendahnya Edukasi Lingkungan di Daerah Pedesaan

Sebagian masyarakat di pedesaan belum sepenuhnya memahami dampak jangka panjang dari pencemaran lingkungan. Minimnya edukasi dan akses informasi menyebabkan partisipasi publik masih terbatas.

2. Kurangnya Fasilitas Daur Ulang dan Infrastruktur Lingkungan

Tidak semua wilayah memiliki fasilitas pengelolaan sampah terpadu. Banyak warga akhirnya membakar atau membuang sampah ke sungai karena tidak tersedia tempat pembuangan akhir yang memadai. Dinas Lingkungan Hidup berupaya memperluas pembangunan fasilitas pengolahan sampah dan memperkuat kerja sama dengan sektor swasta.

3. Minimnya Dukungan Dana bagi Gerakan Komunitas

Kegiatan komunitas sering kali terkendala biaya operasional. Banyak kelompok relawan lingkungan yang membutuhkan bantuan peralatan, bibit tanaman, dan dukungan logistik agar kegiatan dapat berjalan konsisten.

Strategi Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat

Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan strategi konkret yang dapat memperkuat kontribusi masyarakat dalam menjaga lingkungan.

1. Memperluas Program Edukasi dan Pelatihan Lingkungan

Pemerintah bersama Dinas Lingkungan Hidup perlu memperbanyak kegiatan pelatihan dan sosialisasi di sekolah, desa, dan komunitas warga. Program seperti pelatihan pengelolaan sampah, pertanian organik, dan energi terbarukan perlu digalakkan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.

2. Mendorong Kebijakan Partisipatif di Tingkat Desa dan Kelurahan

Kebijakan berbasis partisipatif memberi ruang bagi masyarakat untuk ikut merancang dan mengawasi program lingkungan. Forum lingkungan desa bisa menjadi wadah untuk menyampaikan ide dan masukan langsung kepada pemerintah. Pendampingan dari Dinas Lingkungan Hidup dapat membantu memperkuat efektivitas kebijakan tersebut.

3. Mengembangkan Insentif Ekonomi bagi Komunitas Hijau

Pemerintah dapat memberikan insentif berupa bantuan alat daur ulang, penghargaan lingkungan, hingga subsidi bibit tanaman kepada komunitas yang aktif menjaga kelestarian. Dukungan terhadap usaha kreatif berbasis lingkungan juga akan mendorong munculnya ekonomi hijau di tingkat lokal.

4. Meningkatkan Akses Informasi dan Transparansi Publik

Transparansi data lingkungan, seperti kualitas udara dan air, perlu diperluas agar masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pengawasan. Dinas Lingkungan Hidup dapat memanfaatkan teknologi digital dan media sosial untuk menyampaikan informasi lingkungan secara cepat, interaktif, dan mudah diakses oleh publik.

Kesimpulan

Menjaga kelestarian lingkungan di Jambi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dinas Lingkungan Hidup memiliki peran strategis sebagai pembina dan pengarah kebijakan, sementara masyarakat menjadi pelaku utama dalam implementasinya. Melalui kolaborasi dan kesadaran kolektif, Jambi berpotensi menjadi provinsi percontohan dalam penerapan konsep pembangunan berkelanjutan.

Langkah kecil seperti memilah sampah, menanam pohon, atau menjaga kebersihan sungai dapat menjadi kontribusi besar bagi masa depan lingkungan yang lebih sehat dan lestari.

Tinggalkan komentar